Lomba Napak Tilas Oputa Yi Koo di Buton
415 peserta mengikuti tehnical meeting di lapangan banabungi pasarwajo Kabupaten Buton |
Salam jelajah, kali ini saya akan membahas teknis lomba napak tilas oputa yi koo yang menjadi perdebatan dikalangan pegiat alam, yang kepo juga bisa gabung.
Sebelum membahas kronologis kegiatan lomba, saya akan memperkenalkan diri.
nama saya Linto, bergabung dalam event hut sultra 2022 sebagai juri di lomba napak tilas oputa yi koo.
Awal mula gabung dikegiatan
awalnya saya dihubungi oleh Event Organizer (EO) untuk menjadi bagian dari media patner dari event hut sultra yang dilaksanakan di kota baubau (22 s/d 28 mei 2022).
Karena event ini masih berhubungan dengan pariwisata, maka saya sangat antusias dan dengan sukarela menjadi bagian media patner kegiatan ini.
Berjalannya waktu, untuk kedua kalinya saya dihubungi untuk menjadi bagian dari event. disini saya diajak menjadi tim teknis lomba yang bertugas mengatur teknis lomba.
Sebelum menyatakan bergabung, saya dan koordinator lomba napak tilas sempat mengadakan pertemuan untuk membahas teknis lomba diantaranya; survey lokasi lomba, jumlah personil panitia, pengamanan, sar, medis, jalur komunikasi dan logistik.
Informasi yang saya dapatkan bahwa semua sudah dilaksanakan, artinya persiapan panitia lomba sudah mencapai 80%. dari informasi itu saya menyatakan diri untuk terlibat dalam lomba napak tilas tersebut.
Seminggu sebelum hari pelaksanaan saya dihubungi lagi panitia untuk bersiap-siap menjadi juri lomba. Disini job desk saya bertambah lagi. setelah deal masalah honor tim teknis dan honor juri, sayapun sepakat untuk menjadi juri lomba napak tilas.
Kronologi
Pada tanggal 22 mei 2022 saya berangkat menuju kota baubau dan bertemu panitia lomba untuk membahas teknis lomba disalah satu warkop di kota baubau. Dari informasi tim survey, saya buatlah indikator penilaian yang bisa dilihat disini.
Tanggal 23 sore yang harusnya dilaksanakan tehnikal meeting, diundur sampai tgl 24 mei dimana waktu itu adalah hari pelaksanaan lomba, dikarenakan kendala teknis dan kesiapan panitia.
Tanggal 24 mei tepatnya pukul 9 pagi dilapangan bola banabungi pasarwajo, peserta yang berjumlah 83 tim (415 org) dilepas oleh Bapak bupati buton. peserta lomba akan menyelesaikan jalur sejauh 39 KM dihari pertama dengan waktu tempuh selama 9 jam.
Dari total 65 KM hanya 39 KM yang akan menjadi penilaian juri. adanya pemotongan jalur dikarenakan waktu star yang sempat diundur karena hujan dan menghindari peserta terakhir tiba malam di titik finish hari pertama.
Hari kedua Tanggal 25 mei, pelaksanaan lomba sedikit terhambat dikarenakan adanya cek kesehatan peserta. karena cek kesehatan memakan waktu selama 3 jam, sehingga panitia dan saya berembuk untuk dilakukan pemotongan jalur.
Alhasil untuk hari kedua jalur yang akan di tempuh hanya 20 KM. 10 KM dari pos 6 ke pos 8 dan melanjutkan ke titik finish 10 KM yang tempatnya berada dititik star, dengan waktu tempuh normal selama 6 jam.
Dari jalur lomba yang seharusnya 85 KM hanya menjadi 59 KM, artinya kondisi ini sangat menguntungkan para peserta dengan selisih jarak 26 KM.
Dari 59 tim yang melanjutkan etape hari ke dua, hanya 16 tim yang berhasil menyelesaikan semua etape dengan waktu normal. Dari penilaian yang dilakukan keluarlah 3 tim yang menjadi pemenang utama lomba napak tilas oputa yi koo.
JUARA 1 : TIM KING FOREST DENGAN NILAI TOTAL 764
JUARA 2 : TIM BELOKA DENGAN NILAI TOTAL 688
JUARA 3 : TIM STIKIP BERSAMA DENGAN TOTAL NILAI 679
Komplain dari peserta :
1. Peserta yang tidak mendapatkan makanan ?
Peserta sedang mengambil makanan di sepanjang jalan jalur napak tilas yang disediakan warga setempat |
Semua perta mendapatkan makanan saat peserta chek point di pos 3. Selain itu sepanjang jalan masyarakat setempat yang dilalui jalur napak tilas dengan antusias menyiapkan makan minum di depan rumah masing-masing. Artinya kemungkinan untuk lapar sepanjang perjalanan bisa terbantahkan. Ini juga dibuktikan dengan peserta lain yang dengan bebasnya mengambil makanan sepanjang jalan. Bisa cek disini
Dalam waktu normal harusnya peserta terakhir yang meninggalkan garis star pukul 10 pagi berada di pos 3 hari pertama (tempat makan siang) pukul 15:00 paling telat pukul 16:00.
Jadi peserta yang complain dengan makanan dipastikan jalannya sangat buruk dan lambat, Harusnya langkah yang diambil adalah mengundurkan diri dari peserta. Karena lomba ini diperuntukkan bagi orang-orang yang mempunyai fisik yang prima dan jiwa sportif.
2. Evakuasi peserta ?
Dari awal saat tecknical meeting telah disampaikan dalam penilaian kategori kekompakan peserta dilarang membuat onar/ribut dan mengacaukan tim lain. Namun kenyataannya masih ada peserta yang dengan sengaja memprovokasi peserta lain.
Diantara provokasi yang disebarkan adalah informasi ke peserta lain bahwa akan ada panitia yang akan menjemput di chek poin terakhir (pos 8 ) sebelum ke pos finish. Sehingga peserta yang telah sampai di pos 8 enggan lagi untuk turun atau jalan menuju titik finish.
Tidak sampai disitu, para provokator ini juga saat tiba digaris finish kembali membuat informasi kepada peserta lain bahwa puluhan orang di pos 8 tidak sanggup lagi untuk melanjutkan perjalanan sehingga harus dievakuasi, kenyataannya peserta yang tiba di pos 8, masih duduk santai dan minum kopi.
Peserta yang termakan provokasi tersebut langsung mendatangi panitia yang mejaga pos 9 (garis finish) dengan berbagai ancaman dan kata kata kasar.
Panitia yang menjaga pos tersebut langsung lari mengamankan diri sebelum jadi amukan massa. Dari tindakan provokator tersebut, menyebabkan banyak peserta lain yang dirugikan. Yang seharusnya peserta masih dapat melajutkan perjalanan menuju titik finish, harus ikut dievakuuasi oleh kendaraan. Sehingga Peserta yang tidak menjalani etape dengan murni, harus terkena diskualifikasi.
3. Panitia melarikan diri?
Muka yang dilikari merah adalah panitia yang bertugas menjaga pos 8. namanya ival, gambar ini yang menjadi sampul beberapa media online. |
Saya melihat berita yang sudah terbit dimedia-media online tidak melakukan konfirmasi ke pihak panitia, sehingga informasinyapun tidak berimbang. Peserta yang menyampaikan bahwa panitia melarikan diri juga tidak sadar bahwa, sopir yang menggunakan mobil hilux silver adalah seorang panitia.
Mobil panitia inilah yang dipakai menjemput peseta sampai semua peserta kembali ke garis finish. Selain sopir, panitia lainnya masih ada yang standby di pos 7 dan pos 8. Tidak hanya itu, 1 panitia juga masuk dalam bus yang mengantarkan semua peserta kembali ke kota Baubau.
Saat peserta sudah bereaksi dan mencari panitia, panitia yang masih berada dilokasi kegiatan dengan cepat menutup atribut dengan membalikkan baju dan membuka id card. Jadi bisa dipastikan berita panitia melarikan diri 100% hoax.
Sebagai informasi, jalur menuju ke pos 7 dan pos 8 adalah jalan lebar yang bisa dilalui 3 kendaraan roda empat, sehingga peserta tidak mungkin tersesat.
Kembali lagi, peserta atau oknum yang membuat onar ini terkesan memaksakan diri untuk ikut dikegiatan napak tilas, padahal kegiatan ini tidak mewajibkan peserta untuk harus menyelesaikan semua etape kalau kekuatan fisiknya sangat lemah.
Saya lebih salut kepada peserta dari kalangan SMA, yang dengan sportif datang melapor ke panitia kalau timnya sudah tidak sanggup melanjutkan kegiatan dan pulang meninggalkan lokasi kegiatan, atau mereka yang masih lanjut dengan sabar menjalani semua etape tanpa berkeluh kesah, atau memprovokasi peserta lain. Karena mereka tau memprovokasi peserta lain adalah perbuatan keji dan pastinya auto diskualifikasi.
Fakta :
1. Pendamping tim yang menyelamatkan panitia saat diamuk peserta.
Namanya Bapak Nasrun, memiliki 2 tim yang ikut lomba, berinisiatif menyelamatkan panitia yang bertugas di garis finish ke posko panitia yang letaknya 2 KM dari lokasi kekacauan.
2. Peserta berjumlah 2 orang mendatangi posko panitia, datang mengamuk memukul pintu rumah dan masuk tanpa izin. Tujuannya mencari panitia, kebetulan dirumah itu tinggal saya dan 2 panitia, karena panitia lainnya sudah lari menyelamatkan diri dibelakang rumah.
Sambil marah-marah, Bapak ini memaksa saya untuk naik motor menuju lokasi keributan.
Dengan santai saya bilang akan ke kamar mandi dulu dan mengambil tas, karena bapaknya ngegas terus sayapun mempercepat langkah keluar rumah.
Saat mau naik motor, datanglah tim penyelamat (kawanan polisi dan intel) menahan saya untuk tetap tinggal. Saya dan bapak itu diajak masuk ke dalam rumah dan berdiskusi di ruang tamu.
Setelah panjang lebar berdiskusi dengan bapak tersebut, Singkat cerita saya bisa simpulkan bahwa, kekacaun dan provokasi yang terjadi adalah upaya menggagalkan lomba napak tilas sehingga uang pemenang dibagi rata ke seluruh peserta. (ide ajaib)
Menurut saya masuk akal juga, sudah capek-capek jalan 2 hari, pulang tidak dapat apa-apa juga, mending sabotase acara agar cuannya bisa di bagi-bagi. Cakeeep
Setelah puas berceramah, bapak itu keluar rumah dan diintograsi oleh bapak bapak polisi. Melihat kondisi mulai aman, seorang intel (Namanya Pak Robin) menyuruh saya meninggalkan posko sampai keadaan betul-betul aman. Bersama seorang bapak (warga setempat) mengajak saya naik ke mobil dan diantar kerumahnya.
Saya juga salut sama bapak (peserta) yang datang marah marah di posko panitia, di hari sabtu, 28/5/22 dia mendatangi secret EO yang berada di Kota Baubau untuk meminta maaf kepada seluruh panitia dan penyelanggara. Ini lebih cakeeep
3. Panitia diselamatkan masyarakat. Dengan sigap, bapak yang rumahnya tidak jauh dari posko panitia, berinisiatif untuk menyelamatkan semua panitia lomba. Selain saya, Bapak ini juga menjemput beberapa panitia yang sedang bersembunyi dirumah warga lainnya untuk dikumpul dirumahnya. Setelah semua panitia terkumpul kamipun diajak makan dan tidur dirumah.
Mendengar informasi semua peserta telah tiba di Kota Baubau dengan selamat, saya dan teman teman panitia cukup legah, karena kegiatan lomba napak tilas dinyatakan selesai, tinggal menunggu hasil perhitungan nilai.
Saran Untuk Peserta :
1. Sebelum menyatakan diri mengikuti lomba, sebaiknya siapkan fisik dan mental. Karena jarak yang akan dilalui sangat jauh, bayangkan kalau dalam lomba ini panitia tidak memberi bonus dengan memangkas jalur sejauh 26 KM. Mungkin hari ke dua sisa 10 tim saja yang bisa melanjutkan perlombaan. (mungkin)
2. Kalau mau kritis disini bukan tempatnya, dimana-mana yang namanya lomba yang dijunjung tinggi adalah sportifitas, kalah menang hal biasa. Atau kritis pada hal yang subtansi.
3. Jangan memaksakan diri. Walaupun total hadiahnya memang menggiurkan, tapi bercerminlah dengan kesiapan fisik. Kalau yang besar hanya nafsu memenangkan lomba dan tidak memperhatikan kekuatan diri dan tim sendiri mustahil untuk sampai digaris finish dengan sempurna.
4. Fokus pada aturan main. Jangan sibukkan diri kepada hal yang merugikan diri dan tim, seperti mau terprovokasi, yang akhirnya tim harus terdiskualifikasi.
5. Teman-teman harus memahami perhitungan kalori yang dibutuhkan tubuh saat beraktivitas berat, sehingga bisa mengetahui penting atau tidaknya makan nasi disiang hari.
6. Belajar menghargai. Hanya karena ulah oknum mengacaukan lomba, peserta lain akhirnya menjadi korban diskualifikasi. Pihak penyelenggara juga sudah berupaya maksimal agar lomba berjalan sesuai dengan rencana. Sebelum menghargai orang lain, belajarlah menghargai diri sendiri.
7. Menjaga nama baik daerah. Dengan membuat kekacauan, secara tidak langsung anda telah merusak citra nama baik daerah anda. Yang perlu diingat, tamu undangan yang berasal dari 16 Kabupaten Kota lainnya akan membawa pulang cerita, begitupun bagi para peserta lomba.
8. Sebelum mengikuti lomba, pastikan lomba yang diikuti sudah tepat, jangan sampai niatnya ikut lomba napak tilas, tapi fisiknya lebih cocok untuk lomba makan kerupuk.
Sekian sekilas cerita tentang kegiatan napak tilas oputa yi koo, semoga ini bisa mencerahkan para haters. Se valid apapun tulisan ini, kalau sebelum membaca sudah negative thinking, tentu tulisan ini tetap sia-sia. Nantikan tulisan saya berikutnya yang akan membahas Manajement kepanitiaan lomba. Salam jelajah.